Bab I
Teks Alkitab: 1 Samuel 3:19; 2:26; 1 Korintus 3:1-9
A. Pengantar
Chili Davis, seorang pelatih bisbol Amerika Serikat pernah mengatakan,
“Growing old is mandatory; growing up is optional.” Dalam bahasa Indonesia
ungkapan ini dapat diterjemahkan demikian, “Bertambah umur sudah
seharusnya terjadi. Namun menjadi dewasa adalah pilihan.” Maksudnya, setiap
orang pasti bertambah usianya. Setiap hari, minggu, bulan, dan tahun, usia kita
terus berjalan. Kita tidak mungkin menghentikannya sampai tiba waktunya
ketika kita menutup mata dan meninggal dunia kelak. Namun bertumbuh
menjadi dewasa dalam pemikiran, sikap, dan perilaku, adalah pilihan. Tidak
setiap orang yang dewasa umurnya juga dewasa pemikiran, sikap dan
perilakunya. Setiap orang harus memutuskan untuk berubah menjadi dewasa
dalam hal-hal tersebut, sehingga ia menjadi bijaksana dalam menghadapi
berbagai persoalan di dalam hidupnya.
Abraham Lincoln, presiden Amerika Serikat yang terkenal itu, pernah
mengatakan, “Yang penting bukanlah tahun-tahun di dalam hidupmu,
melainkan hidup yang kamu jalani di dalam tahun-tahun usiamu itu.” Di sini
kembali kita melihat bahwa bukan panjangnya usia, atau sejauh mana umur
kita sekarang, melainkan bagaimana kita mengisi tahun-tahun usia itu dengan
hal-hal yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain.
Bertumbuh dan
I Semakin Berhikmat
B. Berbagi Pengalaman
Hari Ulang Tahun yang Paling Mengesankan
Coba ceritakan kepada teman-temanmu, ulang tahun kamu yang mana
yang kamu rasakan paling mengesankan. Bagikanlah pengalaman itu kepada
teman sebangkumu. Atau kalau kelas kamu terlalu kecil, coba kumpulkan
dua atau tiga teman yang lain untuk saling menceritakan pengalaman kamu
tentang hari ulang tahun kamu itu.
Ulang tahunku yang paling mengesankan adalah ketika aku
Sekarang, coba jelaskan, mengapa kamu menyebutkan hari ulang tahunmu
tersebut sebagai hari ulang tahun yang paling mengesankan? Siapa di antara
kamu yang pada hari ulang tahun ingat kepada Tuhan dan mengucap syukur
untuk usia yang telah ditambahkan Tuhan kepadamu?
Apakah kamu mengucap syukur untuk tingkat kedewasaan yang semakin
bertambah pada dirimu? Apakah yang kamu maksudkan dengan tingkat
kedewasaan tersebut? Usiakah? Perubahan secara fisik pada diri setiap remaja
laki-laki dan perempuankah? Coba amati keadaan fisik dan kejiwaan kamu di
Kelas X sekarang dan bandingkanlah dengan keadaan kamu ketika masih di
SMP, di kelas VII hingga IX. Perbedaan-perbedaan apakah yang kamu temukan?
Ciri-ciri pertumbuhan fisik yang kamu alami antara usia di SMP (kelas VII
hingga IX) dengan keadaan kamu di kelas X sekarang:
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 3
Ciri-ciri perubahan fisik dan psikologis yang kamu alami antara usia di SMP
(kelas VII hingga IX) dengan keadaan kamu di kelas X sekarang:
………………………..……………………....……............…………
………………………..……………………....……............…………
………………………..……………………....……............…………
………………………..……………………....……............…………
Sekarang, perhatikan pula, apakah pertumbuhan secara fisik itu sudah
dengan sendirinya merupakan tanda bahwa orang itu sudah menjadi dewasa
dalam pemikiran dan karakternya? Apakah orang itu sudah bertumbuh bukan
saja menjadi dewasa, tetapi juga matang dalam kepribadiannya?
Ciri-ciri pribadi yang matang menurut saya:
………………………..……………………....……............…………
………………………..……………………....……............…………
………………………..……………………....……............…………
C. Kisah Tonya Harding
Tonya Harding (lahir 1970) adalah seorang pemain sepatu es (ice-skating)
terkenal di Amerika Serikat. Pada tahun 1994 ia terlibat dalam sebuah
pelanggaran hukum ketika bekas suaminya, Jeff Gillooly, berkomplot dengan
Shawn Eckhardt dan Shane Stant, dan menyerang saingannya dalam olahraga
sepatu es, Nancy Kerrigan, dalam sebuah latihan persiapan Kejuaraan Sepatu
Es Keindahan di AS. Kerrigan dipukul di bagian pahanya, hanya beberapa
sentimeter di atas lututnya, dengan sebuah tongkat polisi lipat. Untunglah kaki
Kerrigan tidak patah, hanya luka-luka, tetapi hal itu telah membuat Kerrigan
mengundurkan diri dari kejuaraan nasional. Harding memenangi kejuaraan itu
(Daily Mail, “ Agony of the ice queen”, 14 September 2013).
Namun peristiwa ini kemudian terbongkar oleh polisi. Polisi dan hakim
membuktikan bahwa Harding mengetahui rencana serangan terhadap
Kerrigan. Harding mengaku bersalah dan dijatuhi hukuman percobaan tiga
tahun penjara, 500 jam pelayanan masyarakat, dan denda $160.000. Gelar
juaranya tahun 1994 dicabut, dan seumur hidupnya Harding dilarang ikut
4 Kelas X SMA/SMK
serta dalam semua kegiatan yang diselenggarakan oleh organisasi sepatu es
nasional di seluruh AS, baik sebagai pemain maupun pelatih.
Apa yang kita temukan dalam kisah di atas? Kisah ini menggambarkan
bagaimana seseorang yang sudah dewasa menurut usianya, ternyata tidak
mampu menghadapi masalahnya secara dewasa. Tonya Harding, misalnya, harus
menghadapi Nancy Kerrigan, lawannya yang tangguh dalam pertandingan
sepatu es. Ia khawatir tidak bisa memenangkan pertandingan itu dengan
mengalahkan Nancy di arena pertandingan. Karena itu ketika seseorang
memutuskan untuk mencelakakan Nancy, ia pun berdiam diri, atau bahkan
menyetujui apa yang direncanakan oleh Jeff Gillooly untuk mencelakakannya.
Ini adalah sebuah contoh tentang emosi yang negatif. Emosi seperti ini
seringkali ditampilkan oleh orang-orang yang tidak matang pribadinya, tidak
siap menerima kekalahan secara terhormat, dan karena itu bersedia melakukan
apa saja untuk mencapai tujuannya. Dengan kata lain, secara fisik mereka sudah
bertumbuh, tetapi secara emosional dan kepribadian mereka tetap seperti
anak kecil. Mereka tidak bisa berpikir dengan matang dan bertanggung jawab.
Hal seperti ini dapat kita temukan pula di berbagai aspek kehidupan. Coba
diskusikan hal ini dengan temanmu sebangku, dan carilah contoh-contohnya
dalam kehidupan sehari-hari.
D. Diskusi
Coba diskusikan hal-hal di bawah ini dengan teman sebangkumu, dan
carilah contoh-contohnya dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh-contoh ketidakdewasaan
Di dalam kehidupan keluarga:
………………………..……………………....……............…………
………………………..……………………....……............…………
Di dalam pergaulan sehari-hari:
………………………..……………………....……............…………
………………………..……………………....……............…………
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 5
Di dunia olahraga:
………………………..……………………....……............…………
………………………..……………………....……............…………
Di dunia pendidikan:
………………………..……………………....……............…………
………………………..……………………....……............…………
Di dunia politik:
………………………..……………………....……............…………
………………………..……………………....……............…………
E. Kematangan Pribadi dan Emosi
Salah satu cara yang paling mudah untuk menilai kematangan pribadi
seseorang adalah dengan mengamati ekspresi emosinya. Emosi adalah
pengalaman sadar yang subyektif, yang terutama sekali dicirikan oleh
ungkapan-ungkapan psiko-fisiologis, reaksi biologis, dan keadaan mental.
Dalam kehidupan sehari-hari, emosi seringkali terlepas begitu saja ketika
seseorang tidak mampu mengendalikan dirinya. Akibatnya, perkataan dan
tindakannya pun jadi tidak terkendali. Contohnya, apa yang dilakukan oleh
Tonya Harding dan kawan-kawannya. Setelah semuanya terjadi dan mereka
dinyatakan bersalah, lalu dijatuhi hukuman, mungkin mereka baru menyesali
apa yang telah mereka lakukan.
F. Ekspresi Emosi
Emosi seseorang biasanya bisa dilihat melalui bahasa tubuh, mimik, atau
suara orang tersebut. Gerakan-gerakan atau intonasi suara, walaupun tidak
sama persis dengan orang lain tetap bisa kita lihat. Ada orang yang ingin
memperlihatkan ekspresi emosinya kepada orang lain supaya orang lain
memahami apa yang dirasakannya. Tetapi, ada juga orang yang berusaha
menyembunyikan emosinya supaya tidak diketahui orang lain, tentu dengan
berbagai pertimbangan yang dimiliki oleh orang tersebut.
Sepanjang perjalanan hidup ini, kita akan berhadapan dengan bermacammacam
orang. Selama itu pula kita akan banyak menerima pendapatpendapat
tentang diri kita atau tentang apa yang kita lakukan. Ada yang
memberi pandangan positif, namun ada juga yang negatif. Pendapat atau
pandangan orang lain itu sedikit banyak memberi pengaruh pada bagaimana
cara kita memandang diri kita sendiri. Bukan hanya pendapat orang lain yang
mempengaruhi diri kita, pandangan kita terhadap diri sendiri juga dapat
mempengaruhi cara kita memandang atau menilai diri kita sendiri. Pada
akhirnya, hal itu akan berpengaruh pada perkembangan emosi kita.
Triantoro Safaria dan Nofrans Eka Saputra dalam bukunya Manajemen
Emosi, memberikan contoh tentang bermacam-macam ekspresi jasmani yang
bisa muncul dari emosi seseorang, misalnya:
•• Emosi marah: wajahnya memerah, nafasnya menjadi sesak, otot-otot
tangan akan menegang, dan energi tubuhnya memuncak.
•• Emosi takut: mukanya menjadi pucat, jantungnya berdebar-debar.
Ekman dan Friesen seperti dikutip oleh B. Walgito dalam buku Pengantar
Psikologi Umum (1994), menyebutkan tiga macam emosi yang dikenal dengan
display rules (penampilannya pada wajah atau tubuh manusia), yaitu:
1. Masking: keadaan seseorang yang dapat menyembunyikan atau menutupi
emosi yang dialaminya. Misalnya, seorang perawat marah karena sikap
pasien yang menyepelekan pekerjaannya. Kemarahannya diredam atau
ditutupi sehingga gejala kejasmaniannya tidak tampak.
2. Modulation: keadaan seseorang yang dapat mengurangi emosi yang
dialaminya. Misalnya, karena marah, ia mengomel-ngomel (gejala jasmani)
tetapi kemarahannya tidak meledak-ledak.
3. Simulation: orang tidak mengalami emosi, tetapi seolah-olah mengalami
emosi dengan menampakkan gejala-gejala kejasmanian.
Berdasarkan pembagian emosi di atas, faktor yang paling penting dalam
mengembangkan emosi yang sehat adalah pengenalan yang benar tentang
diri sendiri serta kesediaan untuk bertumbuh dan berkembang menjadi
pribadi yang matang dan bertanggung jawab. Matang, artinya tidak berpikir
kekanak-kanakan, hanya peduli akan kepentingan dan keuntungan dirinya
sendiri. Bertanggung jawab, artinya memperhitungkan setiap tindakannya,
apa untung rugi dari tindakan yang akan saya ambil ini? Apakah saya akan
menyakiti orang lain dengan keputusan yang saya ambil?
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 7
Pada saat yang sama juga ia akan berpikir secara bertanggung jawab atas
dirinya sendiri. Dia akan bertanya, apakah keputusan yang akan saya ambil ini
hanya menguntungkan orang lain, namun pada saat yang sama merugikan
dan menghancurkan diri saya?
G. Belajar dari Alkitab
1. Samuel dan Hofni-Pinehas
Di dalam Alkitab kita dapat menemukan banyak sekali contoh tentang
pribadi yang tidak dewasa, tidak matang, dan tidak bertanggung jawab.
Namun di pihak lain Alkitab juga mengajarkan kepada kita bagaimana cara
hidup orang yang matang dan bertanggung jawab itu. Itulah pribadi yang
Allah kehendaki di dalam hidup kita.
Dalam Kitab 1 Samuel 3:19 dikatakan, “Dan Samuel makin besar dan TUHAN
menyertai dia dan tidak ada satu pun dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya
gugur.” Samuel adalah salah satu pribadi teladan yang kita temukan dalam
Alkitab. Sejak masa kecil, Samuel telah diserahkan oleh Hana, ibunya, kepada
Imam Eli untuk dibesarkan dan dididik di bait suci Allah di Silo. Hana yang lama
tidak mempunyai anak, bernazar kepada Allah, bahwa apabila ia dikaruniai
seorang anak oleh Allah, maka ia akan menyerahkan anak itu kepada Allah.
Itulah sebabnya Samuel kemudian diantarkan ke Silo untuk dididik oleh Imam
Eli.
Yang menarik ialah Samuel ternyata juga mempunyai dua orang anak lakilaki,
yaitu Hofni dan Pinehas. Kisah tentang kedua anak Eli ini digambarkan
dalam ayat-ayat yang muncul sebelum ayat yang menggambarkan keadaan
Samuel,
12 Adapun anak-anak lelaki Eli adalah orang-orang dursila; mereka tidak
mengindahkan TUHAN, 13 ataupun batas hak para imam terhadap bangsa
itu. Setiap kali seseorang mempersembahkan korban sembelihan, sementara
daging itu dimasak, datanglah bujang imam membawa garpu bergigi tiga di
tangannya 14 dan dicucukkannya ke dalam bejana atau ke dalam kuali atau
ke dalam belanga atau ke dalam periuk. Segala yang ditarik dengan garpu
itu ke atas, diambil imam itu untuk dirinya sendiri. Demikianlah mereka
memperlakukan semua orang Israel yang datang ke sana, ke Silo. 15 Bahkan
sebelum lemaknya dibakar, bujang imam itu datang, lalu berkata kepada
orang yang mempersembahkan korban itu: “Berikanlah daging kepada imam
untuk dipanggang, sebab ia tidak mau menerima dari padamu daging
yang dimasak, hanya yang mentah saja.” 16 Apabila orang itu menjawabnya:
“Bukankah lemak itu harus dibakar dahulu, kemudian barulah ambil bagimu
sesuka hatimu,” maka berkatalah ia kepada orang itu: “Sekarang juga harus
kauberikan, kalau tidak, aku akan mengambilnya dengan kekerasan.”
17 Dengan demikian sangat besarlah dosa kedua orang muda itu di hadapan
TUHAN, sebab mereka memandang rendah korban untuk TUHAN.
Gambaran ini berlawanan seratus persen dengan gambaran yang diberikan
mengenai Samuel. Di satu pihak kita menemukan Hofni dan Pinehas yang egois,
mementingkan diri sendiri, dan tampaknya juga pemarah. Kitab 1 Samuel ini
menceritakan bahwa setiap kali ada orang yang datang mempersembahkan
kurban sembelihan, Hofni dan Pinehas akan menyuruh para pelayan imam
untuk mengambilkan daging yang paling atas, yang paling enak, untuk mereka
makan sendiri. Padahal, seharusnya bagian itu dibakar sampai hangus sebagai
lambang persembahan yang penuh kepada Allah. Hofni dan Pinehas tidak rela
membiarkan daging itu hangus begitu saja. “Ini bagian yang paling nikmat.
Mengapa kita harus menjadi orang bodoh dan membiarkannya hangus begitu
saja,” mungkin demikian yang muncul dalam benak pikiran mereka. Itulah
sebabnya mereka mengambil apa yang bukan menjadi hak mereka. Mereka
mencuri, atau dalam istilah sekarang, kasus ini dikenal sebagai korupsi.
Demikian pula halnya dengan para pelayan imam itu. Mereka takut
menghadapi anak-anak tuan mereka, sehingga mereka mengikuti begitu saja
apa yang diperintahkan kepada mereka. Mereka tidak berani membantah
perintah Hofni dan Pinehas, sebab mereka adalah anak-anak dari tuan mereka.
Mungkinkah mereka takut dimarahi oleh Imam Eli? Mungkinkah mereka
berpikir bahwa anak-anak Imam Eli tidak boleh dibantah, karena mereka anakanak
hamba Tuhan? Apapun juga alasannya, tampaknya para pelayan ini pun
hanya memikirkan keselamatan mereka sendiri. Hanya berusaha mencari
aman!
Sementara itu, bagaimana dengan Samuel? Ia digambarkan sebagai anak
yang makin besar dan disertai Tuhan. Ia semakin besar dan semakin disukai oleh
Tuhan maupun manusia. Bagaimana ini bisa terjadi? Tentulah ini disebabkan
oleh kedewasaan Samuel, kematangan pribadinya dan emosinya, dan sikapnya
yang tidak egois atau mementingkan diri sendiri. Samuel selalu memikirkan
pentingnya pelayanannya kepada Allah dan umat Israel.
2. Perpecahan di Gereja Korintus
Sebuah kisah lain tentang sikap yang tidak dewasa dan bertanggung jawab
dapat kita temukan di kalangan gereja perdana di Korintus. Dalam 1 Korintus
3:1-9 kita menemukan kisah tentang pertikaian yang terjadi di gereja Korintus.
Gereja itu terpecah-pecah menjadi kelompok-kelompok yang masing-masing
saling membanggakan diri sendiri. Muncul orang-orang yang mengklaim “Aku
dari golongan Paulus,” atau “Aku dari golongan Apolos.” Mungkin pula ada
kelompok-kelompok lain yang mengaku “Aku golongan dari Yesus,” sementara
yang lainnya mereka anggap bukan pengikut Yesus atau tidak mempunyai
Yesus.
Masing-masing kelompok ini menganggap diri mereka lebih baik, lebih
hebat, bahkan lebih tinggi daripada yang lainnya. Kalau demikian yang terjadi,
siapakah yang paling benar? Bagaimana pendapat kamu? Coba berikan
contoh-contoh tentang pertikaian di dalam gereja atau antar-gereja yang
kamu ketahui dan tunjukkanlah apa kira-kira faktor penyebabnya!
Contoh-contoh pertikaian di dalam gereja masa kini:
.………………………..……………………....……............…………
………………………..……………………....……............…………
………………………..……………………....……............…………
Menurut kamu, apa penyebabnya? Ledakan emosi yang tidak terkendali?
Ketidakdewasaan pribadi anggota-anggotanya? Sikap yang tidak bertanggung
jawab dari pimpinan dan anggota gereja? Kemungkinan-kemungkin apa lagi
yang bisa menimbulkan pertikaian gereja? Coba tuangkan pemikiran kalian di
bawah ini:
………………………..……………………....……............…………
………………………..……………………....……............…………
………………………..……………………....……............…………
Sekarang, bayangkanlah apa yang akan terjadi apabila Hofni dan Pinehas
ternyata hidup bertanggungjawab, tidak egois, tidak mementingkan diri
sendiri, dan tidak emosional. Bagaimana kira-kira kisah mereka akan berlanjut?
Bayangkanlah pula keadaan gereja di Korintus apabila anggota-anggotanya
tidak terpecah-pecah menjadi kelompok-kelompok yang membanggakan diri
sendiri dan saling melecehkan, bahkan menghina kelompok-kelompok yang
dianggap menjadi lawannya.
Dalam 1 Korintus 13:11 Rasul Paulus berkata,
“Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa
seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku
menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu.”
Dari sini jelas bahwa “Bertambah umur terjadi dengan sendirinya, tetapi
menjadi dewasa adalah pilihan.” Untuk bisa bertumbuh dan menjadi dewasa,
kita harus berusaha meninggalkan sikap kekanak-kanakan kita, cara berkatakata,
merasa, dan berpikir seperti kanak-kanak. Kita harus bisa mengendalikan
emosi kita dan mempertimbangkan setiap keputusan kita sebelum kita
tergesa-gesa mengatakan sesuatu dan memutuskan untuk bertindak. Kita
perlu bertanya terlebih dahulu, apakah dampak kata-kata dan tindakan saya
itu bagi saya dan bagi orang lain?
Samuel bertumbuh dari kanak-kanak menjadi dewasa dan mengalami
semuanya dengan indah. Kitab 1 Samuel 2:26 melukiskan, “Tetapi Samuel yang
muda itu, semakin besar dan semakin disukai, baik di hadapan TUHAN maupun
di hadapan manusia.” Ini semua terjadi karena ia hidup dengan firman Tuhan.
“Dan Samuel makin besar dan TUHAN menyertai dia dan tidak ada satu pun
dari firman-Nya itu yang dibiarkan-Nya gugur” (1 Sam. 3:19). Indah, bukan?
H. Bertumbuh menjadi Berhikmat
Dalam Amsal 2:6 dikatakan, “Karena TUHAN-lah yang memberikan hikmat,
dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian.” Menurut kamu apakah
artinya kalimat ini?
Kalimat di atas berarti:
.………………………..……………………....……............…………
.………………………..……………………....……............…………
.………………………..……………………....……............…………
.………………………..……………………....……............…………
Dalam Kitab I Raja-raja 4:29-30 dikatakan,
29 “Dan Allah memberikan kepada Salomo hikmat dan pengertian yang amat
besar, serta akal yang luas seperti dataran pasir di tepi laut, 30 sehingga hikmat
Salomo melebihi hikmat segala bani Timur dan melebihi segala hikmat orang
Mesir.”
Hikmat Salomo dapat kita temukan di dalam cerita ketika Salomo dihadapkan
dengan sebuah persoalan yang sangat berat. Dua orang ibu datang kepadanya,
masing-masing memperebutkan seorang bayi yang mereka akui sebagai bayi
mereka.
Bagaimanakah kelanjutan cerita tersebut? Bacalah perikop 1 Raja-raja 3:16-
28 dan kisahkan kembali ceritanya. Lalu coba jelaskan apa makna ayat 1 Rajaraja
3:28 yang berbunyi, “Ketika seluruh orang Israel mendengar keputusan
hukum yang diberikan raja, maka takutlah mereka kepada raja, sebab mereka
melihat, bahwa hikmat dari pada Allah ada dalam hatinya untuk melakukan
keadilan.”
I. Refleksi
Thomas Huxley, seorang pemikir Inggris, pernah mengatakan, “Jangan kita
lupakan, bahwa apa yang kita sebut sebagai alasan-alasan yang rasional untuk
keyakinan kita, seringkali adalah upaya-upaya yang sangat tidak rasional untuk
membenarkan naluri-naluri kita.” Apa maksud Huxley dengan kata-katanya ini?
Maksudnya, seringkali kita berusaha untuk membenarkan naluri-naluri kita
yang egois, yang emosional, yang tidak peduli terhadap orang lain, dengan
alasan-alasan yang tampaknya rasional. Misalnya, seorang remaja laki-laki
yang menuntut agar pacarnya memenuhi kebutuhan seksualnya dengan
mengatakan, “Kamu harus buktikan bahwa kamu betul-betul sayang aku. Kalau
kamu betul-betul sayang aku, kamu mestinya rela tidur dengan aku.”
Seorang gadis yang tidak emosional, yang mampu mengendalikan pikiran
dan emosinya dengan baik, akan menolak permintaan ini. Apa yang terjadi kalau
setelah ia menyerahkan kegadisannya, laki-laki ini kemudian meninggalkannya?
Apa yang terjadi kalau dia menjadi hamil karena keputusannya itu? Siapa
yang mau bertanggung jawab? Selain itu, ia harus bertanya pula apakah
tubuhnya secara fisiologis sudah siap untuk melahirkan bayi? Data-data medis
menunjukkan bahwa perempuan yang hamil dan melahirkan pada usia yang
terlalu muda cenderung mengalami kematian pada proses melahirkan karena
memang tubuhnya tidak siap untuk proses yang sangat berat itu. Semua ini
harus menjadi dasar pertimbangan yang matang, dan di situ kedewasaan
kamu akan terlihat dan diuji.
J. Sikap Saya
Lihatlah bagan di bawah ini, dan coba gambarkan sikap dan perbuatan
apa yang seharusnya kamu lakukan dalam masing-masing situasi itu untuk
menunjukkan kepribadianmu yang dewasa dan bertanggung jawab.
1. Situasi: Temanmu meminta contekan dan gurumu mengetahuinya. Kamu
dihukum guru, sementara temanmu tidak.
Reaksi kamu:
.………………………..……………………....……............…………
.………………………..……………………....……............…………
.………………………..……………………....……............…………
2. Situasi: Tim sepakbola sekolahmu kalah dalam pertandingan melawan
sekolah lain dan diejek-ejek.
Reaksi kamu:
.………………………..……………………....……............…………
.………………………..……………………....……............…………
.………………………..……………………....……............…………
3. Situasi: Kamu ditegur teman karena berpacaran dengan seseorang yang
tidak disukai temanmu itu.
Reaksi kamu:
.………………………..……………………....……............…………
.………………………..……………………....……............…………
.………………………..……………………....……............…………
4. Situasi: Kamu tidak ikut dalam kerja kelompok tetapi karena guru kamu
tidak tahu, maka ia memberikan nilai yang sama untuk kamu dengan
anggota kelompok lain.
Reaksi kamu:
.………………………..……………………....……............…………
.………………………..……………………....……............…………
.………………………..……………………....……............…………
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti 13
5. Situasi: Ada seorang teman menurut kamu suka sekali membantah
pernyataan-pernyataan kamu sehingga membuat kamu kesal.
Reaksi kamu:
.………………………..……………………....……............…………
.………………………..……………………....……............…………
.………………………..……………………....……............…………
6. Situasi: Teman baik kamu berhasil menjadi juara sementara kamu hanya
menduduki tempat ketiga.
Reaksi kamu:
.………………………..……………………....……............…………
.………………………..……………………....……............…………
.………………………..……………………....……............…………
7. Situasi: Kamu seorang murid perempuan, dan pacar kamu, salah seorang
teman laki-laki kamu di kelas, menuntut agar kamu mengadakan hubungan
seks dengannya, sebagai tanda bahwa kamu benar-benar mencintainya.
Reaksi kamu:
.………………………..……………………....……............…………
.………………………..……………………....……............…………
.………………………..……………………....……............…………
8. Sebutkanlah minimal tiga hal yang menunjukkan kematangan emosional
dirinya, serta sikap yang menunjukkan kedewasaan dan tanggung jawab.
a. ....................................................................................................................
b. ....................................................................................................................
c. ....................................................................................................................
K. Rangkuman
Masa remaja adalah masa yang menyenangkan sekaligus menyulitkan
karena ini adalah masa transisi. Akan tiba masanya kamu akan bertumbuh dan
menjadi dewasa. Seiring dengan perkembangan menuju kedewasaan itu, kamu
juga akan mengalami perkembangan emosi dan menemukan jati diri kamu.
Itulah sebabnya kamu perlu menemukan dan mengenal terlebih dahulu akan
konsep diri kita. Kamu harus memiliki konsep diri yang positif dan berusaha
mengubah dirimu serta cara pandangmu terhadap persoalan di dalam hidup
sehingga kamu akan dapat menanggapi segala permasalahan dengan cara
yang positif pula.
Kita sudah melihat bagaimana sifat kekanak-kanakan, egoisme, emosi, bisa
menyebabkan kita mengambil keputusan-keputusan yang keliru dan bahkan
merugikan kita. Kita sudah melihat bahwa pemahaman tentang diri sendiri
yang kadang-kadang harus berani menerima kekurangan dan kekalahan justru
adalah sikap yang penting sebagai ciri-ciri kedewasan kita. Kita juga sudah
melihat betapa pentingnya hidup bersama dengan firman Tuhan setiap hari
supaya kita bisa bertumbuh menjadi dewasa, matang, dan bertanggung jawab
dalam hidup kalian.
Kesetiaan mempelajari dan menjalankan firman Tuhan dalam hidup kita
– bahkan sejak kita masih kanak-kanak – akan membimbing kita ke dalam
kehidupan yang berhikmat, seperti yang diperlihatkan oleh Samuel dan
Salomo.
L. Doa Penutup
Kami bersyukur untuk anugerah Tuhan yang begitu besar dalam hidup
kami. Kami bersyukur untuk keberadaan kami saat ini. Biarlah kami
memiliki kepercayaan diri yang baik, ya Tuhan sehingga kami juga
dimampukan untuk memiliki sikap hidup yang baik, yang tecermin
melalui perkataan dan perbuatan kami. Berilah hikmat kepada kami
untuk dapat mengontrol emosi kami dengan baik. Terima kasih ya
Tuhan. Amin.
No comments:
Post a Comment